Sabtu, 30 November 2013

HOMESTAY 30A BAK HOTEL BERBINTANG

HOMESTAY 30A BAK HOTEL BERBINTANG

Sebuah cambukan luar biasa pada segumpal daging bernama hati. Aku orang pertama yang sampai di homestay 30A. Menanti 9 orang yang lainnya dan sembari bincang kesana-kemari dengan sepasang suami—istri. Namun, hingga lingkaran yang seolah bernyawa di dinding atas pintu dapur menunjukkan jarum pendek diangka sebelas dan jarum panjang diangka duabelas belum juga ada yang diantar ke 30 A. Hal yang sangat menarik bukan karena tidak ada peserta lain, justru selang beberapa menit bapak penjaga parkir mengantarkan serombongan yang lebih dari 9 orang. Sebagai tuan rumah, dan etika baik dalam menrima tamu, diterimalah semua peserta yang datang melebihi dari jumlah yang telah disepakati antara homestay 30A dan panitia, walaupun sebenarnya pemilik homestay tahu yang harus ia terima berapa. Namun, tidak mungkin kemudian menerima yang lain dan menolak yang lainnya. Justru yang ia katakan kepadaku.
“Kalau memang, tempat yang kami sediakan muat untuk berapa pun orang, silahkan. Kami sangat senang.”
Di sisi hatiku yang lain, terjadi pergolakan, apakah aku akan melakukan ini saat mengalaminya? Sebuah pelajaran yang berharga terjadi saat jarum pendek dan panjang membentuk cerminan dari jam 11 malam. Ada satu panitia datang ke homestay, karena dia tahu jumlah di 30A melebihi kapasitas yang ada. Ini adalah waktu yang mungkin bagi sebagian peserta adalah waktu terlelap, namun harus terbangun untuk dipindahkan. Seperti yang saya tuliskan diatas, pemilik rumah tidak keberatan, namun panitia merasa “pekewuh” kepada si empunya 30A. Dan akhirnya disepertiga malam awal 5 peserta dipindahkan ke homestay yang lain.
Detak pun berlalu, selain keluarga yang ramah, penuh keikhlasan, keluarga yang sudah berusia lanjut ini  juga taat beragama. Adzan subuh masjid yang terletak di pintu masuk desa Tembi benar-benar memecah genderang, hingga sontak suara itu membangunkanku. Baru sekejap aku wudhu, bapak dan ibu sudah sampai di masjid. Pelajaran berharga ketiga; Homestay 30A buatku bagaikan hotel berbintang, dari segi pelayanan. Dari segi bangunan; dari pintu masuk menjulang besi yang tersusun rapi dengan balutan bunga-bunga membentang lebih dari 4 meter, melangkah lebih ke dalam di sambut dengan halaman yang cukup luas dan sebuah bangunan berlantai dua yang lumayan besar, bahkan lebih besar dari rumahku.

Saat mentari belum sampai bertengger di ufuk timur, kami pun sudah disuguhkan hidangan... (mau ikut bantu masak dulu...)

Sabtu, 09 November 2013

Warming Up ala PENULIS



Warming Up ala PENULIS
(Sub Bab Asli buku)
Oleh : harjanto dc, ref-Be a Brilliant writer “Afifah Afra”

Banyak hal untuk memulai membiasakan atau menjadi penulis yang profesional. Mustahil seorang penulis mendadak bisa menulis tanpa sebuah proses. Orang yang menuntut ilmu saja berproses belajar. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan :

1.     Melatih Kreativitas
     Seorang ilmuwan saja aktif ber-eksperimen untuk membuahkan temuan yang luar biasa, penulis pun tak kalah pentingnya dengan seorang ilmuan. Lakukan sebuah inovasi baru, memunculkan ide-ide baru, mengkolaborasikan ide lama menjadi sesuatu yang luar biasa.
 
2.      Banyak memBACA
Membaca bagi seorang penulis ibaratnya tenaga dalam seorang pendekar sakti. Bagaimana seorang penulis kok tidak pernah  membaca, maka tulisannya pasti garing. monoton, dan orang tidak mau membacanya. Ibarat tulisan tak bernyawa. Saya yakin penulis terkenal dan yang baik adalah pembaca yang baik pula. JIka sekarang anda bukan orang yang suka dengan buku, mulailah rancang diri anda ‘bersahabat’ dengan buku.

3.      Rajin menulis Diary
Kebiasaan menulis sangat penting, karenanya seperti yang sudah saya jelaskan di awal kemarin. Kwalitas akan mengikuti kuantitas. Jadi abaikan dulu kualitas, namun terus menulis, lakukan pengulangan yang akan menjadikan tulisan anda berkualitas.
Menulis diary memiliki banyak  manfaat :
a.      Terbiasa membahasakan perasaan, ide-ide dalam bahasa tertulis—yang hal ini sangat diperlukan oleh penulis profesional. Dengan sering berolah kata maka reflek akan terbangun. Sense of art akan terbentuk sehingga kita bisa membedakan apakah kalimat yang ditulis terasa manis atau perlu polesan.
b.      Diksi akan semakin baik karena perbendaharaan kosakata yang semakin banyak.
c.       Dapat memperlihatkan proses pendewasaan. Melatih diri dari masa ke masa.
d.      Adalah sebuah kerja jurnalistik. Kita mencatat yang dialami dan ini sumber ide terbesar.

4.      Berkorespondensi
Menulis surat yang panjang akan membiasakan menulis yang baik, namun sekarang seiring kemajuan elektronik, membungkam sisi ini dengan SMS, yang 114 karakter, dan masih disingkat-singkat lagi. Cobalah menulis surat buat orangtua, atau kakak atau saudara, mumpung kan di pondok tidak boleh pakai HP. Nanti minta dibalesi lewat surat juga oleh orangtua, ini proses belajar.

5.      Terbuka dan senang berdiskusi
Sejatinya seorang penulis adalah seorang manager. Memenej kata-kata, emosi pembaca, ilmu, sehingga terbentuk susunan kalimat yang sistematis. Salah satu cara terbuka adalah dengan diskusi dunia kepenulisan atau jurnalistik atau diskusi lainnya yang ermanfaat. Diskusi tidak harus banyak bicara, namun diam mendengarkan orang lain bicara itu pun adalah ilmu.

6.      Melihat lebih dekat
Pergi dan liat sendiri untuk melihat situasi sebenarnya. Dengan lebih detail memahami suatu peristiwa, anda akan mendapatkan sisi-sisi unik yang akan anda tuangkan dalam bahasa. Pada prinsipnya, sebagai seorang manusia, kita lahir dilengkapi dengan alat indera. Nah, optimalkan seluruh indera untuk menulis.

7.      Akrab dengan bahasa
Menurut Gorys Keraf, “Semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan yang sanggup diungkapkannya. Sebagai penulis harus sering buka kamus.

8.      Enjoy This Life!
Melihat sendiri situasi, memperhatikan orang-orang di setiap sudut. Memperhatikan apapun yang terlihat oleh indera.

***SELAMAT MENCOBA***

Minggu, 20 Oktober 2013

PILIHAN HATI (TAK) SELALU BERARTI


PILIHAN HATI (TAK) SELALU BERARTI




Judul Buku         : SEGITIGA; Setiap Sudut Punya Cerita
Penulis               : Dian Nafi dan Nessa Kartika
Penerbit             : Hasfa Publishing
Cetakan             : Pertama, Juli 2012
Halaman             : vi + 120
Ukuran buku      : 11 x 18 cm
Harga                 : -
ISBN                 : 978-602-225-073-9  

Segitiga, sebuah bangun datar dengan tiga sudut. Besar sudutnya tidak selalu sama. Seperti halnya Segitiga yang ditulis oleh Dian Nafi dan Nessa Kartika ini, setiap sudut punya cerita yang berbeda.
Awal sebelum membaca buku ini, mungkin yang terpikir dibenak pembaca adalah sebuah cinta segitiga. Tapi, yang pembaca dapati adalah sesuatu hal yang berbeda. Bukan cinta segitiga biasa.
Penulis menggambarkan cinta segitiga yang berkolaborasi dengan dunia politik, LSM, serta murni sebuah ketulusan. Berawal dari pertemuan Ning (Sekar Wahyuningsih) dengan Faisal (Fasial Bahri) yang, saking kedekatan diantara keduanya, timbullah rasa cinta di hati Ning. Sebab, terjadi kekosongan kasih sayang di diri Ning, karena jarak dengan kekasih hatinya, Ryan.
Namun, kedekatan Ning dengan Faisal, menyebabkan kecemburuan luar biasa oleh seorang laki-laki yang bernama Pamungkas, seorang Politikus. Dikabarkan bahwa Pamungkas, seorang Gay. Pamungkas diam-diam menyukai Faisal, dan dalam hal ini Faisal sadar. Namun, Faisal hanya diam.
Segitiga adalah novel Duet, kolaborasi antara Dian Nafi dan Nessa Kartika yang notabene-nya berbeda usia, bisa dikatakan beda jaman, namun dalam penggunaan bahasa, karakter tulisan serta pemilihan diksinya, hampir tidak dapat dibedakan. Dan begitu menarik, semakin membuat pembaca untuk terus menikmati setiap kata dan kalimatnya.
Konflik yang di buat penulis tidak hanya sekedar cinta segitiga antara Ning, Ryan dan Faisal. Yang akhirnya Ning lebih memilih bubaran dengan Ryan, karena perubahan yang terjadi pada diri Ryan. Serta karena cinta pura-pura Ning terhadap Faisal menuai kegelisahan, akhirnya menjadi cinta yang serius. Namun, persaingan sengit antara LSM yang direkturnya adalah Faisal, dengan sindikat penggelapan kayu Pinus di Kaliurang, yang disinyalir digembongi oleh Denmas Haryo dan Pamungkas. Penulis berusaha menggambarkan kebusukan birokratif di negara ini.
Kemunculan berita di surat kabar, mengakhiri sebuah penjalanan karir seorang Faisal Bahri, yang digambarkan oleh penulis dengan teka-teki. Dan Kekosongan hati seorang Sekar Wahyuningsih yang tak pernah ia dapatkan.
Ning, Jaraklah yang mempertemukan kita. Bukan memisahkan. Bila tak ada jarak, tiadalah kita. Dalam jarak, rindu tumbuh dan tak pernah jemu untuk bertemu. Dan bertamu pada setiap jejak jarak. Maka pertemuan adalah mewujudkan jarak dalam bentuk sempurna, bukan meniadakan. (Penggalan Surat dari Ryan, Hal :93)

Jumat, 04 Oktober 2013

Menjadi Super itu Anugerah

#Tantangan31hariberbagibacaan:hari kedua

Judul Buku : Balita Hebat
Penulis : Pipiet Senja dkk
Penerbit : Jendela
Genre : Parenting
Halaman : 208 hal
Ukuran : 20 X 14 cm
ISBN : 978-979-063-633-0
Tahun : 2011

SINOPSIS
Kehebatan imajinasi dan kreativitas anak balita sungguh karunia-Nya yang tak terhingga. Sebagai orang tuaku tidak ingin membonsai potensi kreativitas dan imajinasi mereka. Aku berharap demikian pula guru atau siapapun yang berinteraksi dengan anak balita. Namun, saat melihat kenakalan dan kehebohan mereka, tak urung hati kesal, masygul.

Wajahnya tampak mirip sekali dengan ayahnya, suami yang telah meninggalkan kami karena kecelakaan. Dia yang sangat mengasihiku dan begitu berbahagia setiap kali aku melahirkan buah cinta kami. Dalam kebersamaan yang singkat, betapa sering ia membisikkan kata-kata lembutnya: “Titip buah hati kita, ya Cintaku. Mereka Amanah dari Sang Maha Pemilik.”

Buku ini berisi kumpulan kisah inspirasi seputar balita yag mengharu-biru dan menggemaskan, tak jarang membuat mata kita berembun. Begitu banyak tingkah-polah balita yang bisa membuat kita terperangah, tertunduk malu, dan mengambil pelajaran serta hikmah.

Buku ini tercipta dari para penulis yang rajin Blogger dan Fb-an yang di prakarsai oleh Teh Pipiet Senja. Dan seluruh Royalti di sumbangkan untuk korban bencana.
***


Cover unik. Cover pelangi dengan 4 malaikat kecil di setiap sudut dengan judul ‘BALITA HEBAT’. Apalagi aku sangat suka dengan balita. Tak butuh waktu lama buku itu memikatku. Buku ini sangat bermanfaat terutama bagi sepasang Suami istri yang baru menerima amanah buah hati dari Sang Maha Pemilik. Tak hanya mereka, bagi bujang atau pengantin baru serta pengantin lama pun masih membutuhkan buku ini sebagai pegangan pendidikan balita sejak lahir.

Kecerdasan dan kreativitas Penulis dalam menceritakan kisah Balita Hebat ini sungguh sangat memikat hati dan kata-katanya sangat ringan namun bersyarat makna. Saat membaca di awal ingin rasanya, terus dan terus membuka halaman berikutnya. Saya cuplikan beberapa kisah dalam buku ini.

Di awali dengan Amanah Cinta Dian Nafi
Si Peniru ulung yang cerdik, dan seorang single parent yang Hebat.
Janji Seorang Bunda ~Pipiet Senja
“Mama itu salah! Mama gak bisa pegang janji!” Teriaknya di antara tangisnya. “Kan Mama sudah janji… Butet juga sudah janji… Kenapa Mama Jemput Butet… Woaaa… Jangan Jemput!”
Penggalan kisah yang sangat membuat saya takjub. Seorang balita TK sangat memegang teguh janji yang telah dibuat. Dan pada dasarnya seorang anak yang terlahir adalah amanah.

Kemudian ‘Berkat Kisah Teladan~Nashita Zayn”
Kecerdikan seorang Balita bernama Khansa, saat ingin masuk rumah sedang keadaan rumah semua pintu terkunci. Masuk kamar lewat jeruji besi jendela, tanpa sepengetahuan siapapun termasuk satpam.

Calon Penghuni Surganya~Kang Eric Shandy
Kalau menerutku, kang Eric sungguh hebat, seorang pemuda belum menikah namun mampu menyihir 2 bocah yang bawel menjadi calon penghuni surga. Dan berawal dari niat ibadah karena Susu menjadi Niat ibadah karena Allah.

Sebagai Ending “Ambilkan Selimut Kakak~bunda Leyla Hana”
Dua malaikat kecil yang berbeda 1 tahun. Seorang kakak yang mempunyai sifat memimpin dan layaknya seorang Bos. Dan Seorang adik yang mempunyai sifat penuh empati dan suka menolong tanpa negosiasi.

Masih banyak lagi kisah Balita Hebat di buku ini, cuplikan di atas hanyalah sebagian kecil dari kisah-kisah inspiratif dan penuh keteladanan seorang balita. Saya ingat sebuah pepatah jawa. “Kebo Nyusu Gudhel”1. Maksudnya Orang dewasa tak ada salahnya belajar dari yang muda. Belum tentu orang dewasa selalu benar dalam bersikap dan bertindak.

Rugi kalau sampai tidak membaca buku ini. Buku ini juga di lengkapi dengan :Tips Pijat Bayi, 9 Kesalahan dalam merawat Balita, 10 Penyakit Balita, Makanan bunda sehat dan bergizi dan Menjaga kesehatan balita anda.
Nb.
(1) Kebo : Kerbau, Nyusu : Minum (air susu induk), Gudhel : anak kerbau

Rabu, 02 Oktober 2013

Xie Xie Ni De Ai

 #tantangan-31-hari-bikin-resensi-buku: hari Pertama


Judul buku : Xie Xie Ni De Ai
Pengarang : Mell Shaliha
Penerbit : Diva Press
Tahun : 2011
ISBN : 978-602-978-592-0
Cetakan : Cetakan I Oktober 2011, Ke-2 Desember 2011,
Harga : Rp. 44.000,00


Tokoh : Ale (Alenia Fathmawati), Chelsy Tsang (Tsang Hoi Yi), Daniel Yim (Yim Fung Lai), Zie Leung (Leung Chin Wai), Aanon Yan (Yan Aa Lun), Selina Tam (Tam Siu Mei), Ryu (Yamada Ryuzaki), Maki (Makita Nagasawa), Raymond Tsang (Tsang Chun Yin) dan Dahe (Odagiri Dahe)

Novel ini bercerita tentang cinta-kesetiaan-kejujuran-keluguan-kepatuhan-persahabatan-perselisihan yang masing-masing dimainkan oleh tokoh pendukung untuk menjadi balutan kisah pelik. (pengantar Joko Gesang Santoso, pengamat sastra, cerpenis dan penyair dari yogyakarta)
Dan saya sangat setuju dengan kata-katanya. Mungkin di awal baca atau saat kita baca judul ataupun sinopsisnya akan begitu terasa biasa. Buruh migran dan percintaan. Namun, seiring lembar demi lembar, bab ke bab lainnya akan kita dapati betapa luar biasanya novel ini dalam menggugah mental remaja bangsa ini.

Berkisah tentang seorang pembantu rumah tangga yang bernama Ale (Alenia Fathmawati) seorang buruh migran dari Solo yang ingin mencari kesuksesan di negeri orang. Berkreativitas tapi tetap mempertahankan prinsip agamanya. Berjuang mendapatkan majikan yang ‘mengorangkan manusia’. Akhirnya seiring perjalanannya dipertemukan dengan keluarga Mr. Tsang, keluarga yang sangat baik dan memberikan kelonggaran sepenuhnya kepada Ale.

Di Hongkong, Ale tinggal bersama anak majikannya, Chelsy namanya. Karena Mr. dan Mrs. Tsang serta Rey (Adik Chelsy) tinggal di Kanada. Hubungan Ale dan Chelsy bukan seperti hubungan pembantu dan majikan tapi lebih ke persahabatan dan bahkan seperti saudara kandung.
Chelsy seorang mahasiswi di HK PolyU, dan memiliki sebuah tim debat yang bernama Part Five. Part Five sesuai dengan namanya beranggotakan 5 orang, yaitu 2 cewek dan 3 cowok, Shelina, Chelsy, Aanon, Zie, dan Daniel. Mereka satu fakultas komunikasi namun beda jurusan, dan Daniel adalah kakak tingkat mereka.

Dengan keberadaan part five yang selalu kumpul di rumah Chelsy menjadikan Ale selalu sosialisasi dengan ke empat temen majikannya. Dan sejak saat itulah kisah yang rumit dimulai. Aanon yang pendiam, Zie yang ceplas-ceplos kalau bicara, Daniel kalem, Selina yang feminine dan chelsy yang selalu bersemangat.

Ada sebuah kesepakatan dalam Part five, bahwa tidak ada yang boleh PACARAN sesama anggota. Karena aturan itu, ada 2 orang yang tertekan Chelsy yang diam-diam menyukai Aanoon dan Daniel yang terus terang menyukai Chelsy. Namun, Aanon diam-diam menyukai gadis berjilbab.

Ale seorang pembantu, namun dia tak ingin pasrah dengan keadaannya. Muslimah yang selalu memegang teguh prinsip keislamannya dan sekreatif mungkin mengembangkan potensi dirinya dengan kuliah dan menjadi penulis sekaligus karyawan di Tabloid Sapa Indonesia.

Bergabungnya teman baru yang berasal dari jepang, yaitu Maki dan Ryu menambah cerita ini jadi lebih asyik dan kian rumit, yang tadinya hanya cinta segitiga menjadi cinta bersegi-segi, Maki dan Ryu diam-diam menyukai Aanon.

Namun, Maki sadar kalau Aanon hanya bersimpati kepada Ale, dan Maki pun tahu Chelsy dan Ryu juga menyukai Aanon. Akhirnya muncul ide jahat untuk menghancurkan persabatan yang ada di Part Five karena cemburu. Membuat Chelsy membenci Ale dan segera mengusir Ale dari rumah itu.

Disisi lain Aanon. Laki-laki yang pendiam ini awalnya simpati kepada Ale dengan segala aktivitas dan kesehariannya, namun hal itu justru menjadikannya mempelajari tentang islam dan akhirnya hijrah keyakinan. Dan semakin ia mempelajari islam, semakin jadi pula dia dapat meredam cintanya kepada Ale. Bahwa Aanon belum mampu menjadi soarang imam untuk Ale.

Dengan hijrahnya Aanon, menjadikan Maki, Chelsy dan Ryu kian benci pada Ale, persahabatan yang dulu ada berubah menjadi sebuah kebencian, setelah Chelsy terhasud oleh Maki tentang Aanon yang menyukai Ale.

Kemunculan seorang pemuda Jepang bernama Dahe, kian membuka tabir kejelasan tentang siapa Maki dan Ryu. Namun apa yang terjadi dengan persahabatan Chelsy dengan Part Five serta Ale? Cinta Aanon? Serta Maki, Dahe dan Ryu?
Untuk lebih jelasnya Baca bukunya….
***
Keunikan dari novel ini : Setting mendetail, hingga suasana di Hongkong mengalir dengan indah, dan karakter setiap tokohnya sangat kuat. Pesan yang di sampaikan pun sangat mengena. Kemudian, walaupun ada ayat dan ceramah seorang ustad namun tidak terasa menggurui. Dan karena yang menulis adalah seorang buruh migran juga, seolah itu adalah True story serta pembaca terasa di bawa ikut dalam cerita. Banyak menggunakan bahasa mandarin, Inggris, Jepang ada sedikit korea, serta diakhir-akhir cerita Nia menggunakan bahasa jawa, itu memperkuat kebudayaan yang ada.

Keunggulan yang lain dalam kurang dari tiga bulan, novel ini naik cetak untuk cetakan kedua.
Namun ada beberapa penulisan yang lolos editor, nama Maki yang menjadi Mika, ada beberapa di akhir-akhir halaman (salah satunya hal. 255), kemudian tanda baca; setahu ku dan dari pelajaran yang aku dapatkan dari ketua Pelangi (Fachmy Casofa), tidak ada tanda baca seperti : ?! atau !!!, sering di jumpai ( salah satunya hal. 212)
***
Secara keseluruhan novel ini sangat bagus. Dan perempuan Indonesia yang menjadi buruh migran maupun di negeri sendiri harus mencontoh sosok Ale dalam tokoh utama novel ini. Muslimah yang tetap menjaga islam secara utuh, walupun jauh di negeri orang. Mempertahankan harga diri, martabat, kreatif dan tidak pernah putus asa.

Tetap menjaga auratnya di manapun berada. Karena semua kisah pelik dalam novel itu terjadi karena sebuah aurat yang terbuka. Sedikit kutipan :

“Bagaimanapun Aanon tidak akan mengerti apa yang dirasakan Ale. Ketika tiba-tiba Aanon melihatnya tanpa jilbab. Entah berpengaruh atau tidak terhadap Aanon, atau bahkan dia tidak peduli, akan tetapi bagi Ale inisuatu musibah. Namun, Ale sudah sedikit tenang, sedikit menyesal dengan kejadian itu.” (Hal. 67)

Cherish
Kelopak lentik menghias sendu matanya
Bersih raut sesuci jiwa terdalam
Beningnya tatap sirnakan mendung kelabu
Dunia, apakah semua melihatnya?
Lihatlah surya, dia pun terpana
Mencium wanginya
Semerbak cherish di musim salju
Dia cherish-ku yang tersembunyi
A520 by: A. Yan
(Hal. 93)
(salah satu puisi cinta Aanon yang menjadi sebuah ‘bomerang’ untuk Ale)
(520 dalam bahasa mandarin artinya Wo Ai Ni)


***
Xie-Xie kak Ermawati, Tue bu ci kalau selama ini telah tidak membuatmu nyaman. Dengan membaca kisah dalam novel Kak Mell shaliha ini aku mulai sadar, apa yang kamu lakukan adalah benar. Tapi aku lebih senang lagi saat Chelsy segera mengubur ke’gengsi’annya untuk memaafkan Nia. Xie xie telah memaafkanku.
***

Selasa, 01 Oktober 2013

Guru Tanpa Ilmu ?



GURU TANPA ILMU ?

Ada sebuah hadist, Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al Qur’an.

Dalam konteks yang lain, hadist ini pun bisa dijadikan referensi dalam hal yang lain. Misal saja dalam kaitannyanya menuntut ilmu. Hal ini adalah salah satu cara yang sudah aku praktikan saat dulu sekali masih tidak terlalu pandai. Dan saat itu aku juga tidak mengenal hadist diatas.

Mungkin bagi sebagian yang lain, belajar adalah hal utama. Sedangkan mengajar menunggu selesai belajar. Tapi tidak untukku, setiap belajar maka segeralah ajarkan ke yang lain, sebab pelajaran itu akan selalu teringat. Aku melakukan itu sejak kelas 4 SD sampai sekarang. 

Belajar dan mengajar akan menjadikan refresing otak. Walaupun profesiku bukan seorang guru formal, namun tidak ada salahnya mencoba untuk melakukan sebuah perubahan, toh guru formal belum tentu juga melakukan ini.

Kaitannya lagi dengan menulis. Menulis tanpa membaca ibaratnya sia-sia, karenanya seorang penulis harus tetap memposisikan sebagai pembaca juga.
Apalagi seorang pengajar menulis, alangkah lebih bodoh lagi saat menyampaikan ilmu menulisnya sedangkan ia tidak menulis.